Penilaian terhadap sikap dan perilaku siswa kini memegang peranan sangat penting dalam menentukan kelulusan. Lebih dari sekadar capaian akademis, sekolah sangat menekankan bahwa siswa tidak boleh memiliki catatan pelanggaran berat atau masalah moral yang tidak terselesaikan. Ini mencerminkan pergeseran fokus pendidikan ke arah pembentukan karakter yang holistik.
Pentingnya aspek ini terletak pada pembentukan individu yang bertanggung jawab dan beretika. Pendidikan tidak hanya bertujuan mencetak siswa yang cerdas, tetapi juga memiliki moralitas dan etika yang baik. Oleh karena itu, setiap perilaku siswa di lingkungan sekolah dan di luar menjadi cerminan dari proses pendidikan yang dijalani.
Pelanggaran berat seperti perundungan, kecurangan, penggunaan narkoba, atau tindakan kekerasan dapat menjadi penghalang serius bagi kelulusan. Sekolah memiliki mekanisme penegakan disiplin yang jelas untuk menangani kasus-kasih tersebut, memastikan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi semua.
Dewan guru dan staf sekolah secara aktif memantau perilaku siswa sehari-hari. Observasi ini dilakukan secara objektif dan sistematis, kemudian dicatat sebagai bagian dari portofolio siswa. Komunikasi dengan orang tua juga sangat penting jika ada masalah perilaku yang perlu ditindaklanjuti lebih lanjut.
Sistem ini mendorong siswa untuk selalu berintrospeksi dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Kesadaran akan konsekuensi dari perilaku siswa yang tidak etis dapat memotivasi mereka untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, rasa hormat, dan tanggung jawab.
Sekolah juga berupaya memberikan bimbingan dan konseling bagi siswa yang menghadapi masalah perilaku. Pendekatan restoratif seringkali diutamakan, memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki kesalahan, belajar dari pengalaman, dan kembali ke jalur yang benar.
Transparansi dalam kriteria penilaian sikap dan perilaku sangat esensial. Sekolah harus mengkomunikasikan dengan jelas jenis-jenis pelanggaran berat dan konsekuensinya kepada siswa dan orang tua sejak awal tahun ajaran. Ini membantu mencegah kesalahpahaman.
Pada akhirnya, penekanan pada sikap dan perilaku sebagai syarat kelulusan adalah investasi jangka panjang bagi bangsa. Ini memastikan bahwa lulusan SMA tidak hanya memiliki ilmu, tetapi juga karakter mulia yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas.