Mengenal Lebih Dekat Upacara Suci Ngaben: Prosesi Pemakaman Hindu di Pulau Dewata Bali

Pulau Bali, yang dikenal dengan julukan Pulau Dewata, memiliki beragam tradisi dan budaya yang unik dan sakral. Salah satunya adalah Upacara Suci Ngaben, sebuah ritual pemakaman Hindu yang sangat penting dan sarat makna bagi masyarakat Bali. Upacara Suci ini bukan hanya sekadar prosesi pelepasan jenazah, tetapi juga merupakan wujud penghormatan terakhir kepada leluhur dan keyakinan akan adanya reinkarnasi. Pelaksanaan Upacara Suci Ngaben melibatkan serangkaian prosesi yang kompleks dan membutuhkan persiapan yang matang dari seluruh anggota keluarga dan masyarakat adat.

Makna mendalam dari Upacara Suci Ngaben adalah untuk menyucikan roh orang yang telah meninggal dunia agar dapat kembali ke asalnya (Brahman) dengan lebih cepat. Melalui serangkaian ritual dan persembahan, keluarga berharap roh leluhur dapat mencapai alam पितृलोक (pitrloka) atau alam para leluhur dengan tenang. Prosesi Ngaben biasanya dilakukan tidak lama setelah seseorang meninggal, namun dalam beberapa kasus, terutama karena alasan biaya atau menunggu seluruh keluarga berkumpul, Ngaben dapat dilakukan beberapa waktu setelah kematian, bahkan secara massal (Ngaben Masal).

Rangkaian Upacara Suci Ngaben terdiri dari beberapa tahapan penting. Dimulai dari Ngajum Kajang, yaitu prosesi pembungkusan jenazah dengan kain kafan. Kemudian dilanjutkan dengan Nyiramin atau Mapendem, yaitu prosesi memandikan dan membersihkan jenazah. Setelah itu, jenazah akan didandani dan ditempatkan di dalam Wadah, yaitu sebuah peti jenazah yang seringkali berbentuk lembu (Lembu) atau bangunan bertingkat (Bade) yang dihias dengan ornamen-ornamen khas Bali. Prosesi selanjutnya adalah Mengarak Bade atau Lembu menuju Setra (kuburan) dengan iringan gamelan beleganjur yang khas dan sorak sorai warga.

Di Setra, jenazah yang telah berada di dalam Wadah kemudian dipindahkan ke atas Panggungan, yaitu tempat pembakaran jenazah. Prosesi pembakaran (Mekingsan Api) dilakukan oleh seorang pendeta (Pemangku) dengan melantunkan mantra-mantra suci. Setelah jenazah terbakar habis, abu dan tulang belulang akan dikumpulkan dan kemudian dilarung ke laut atau sungai dalam prosesi Ngelungah atau Mendakin. Prosesi ini melambangkan pelepasan unsur-unsur duniawi dan pengembalian roh ke alam semesta.

Pelaksanaan Upacara Suci Ngaben biasanya melibatkan partisipasi aktif dari seluruh anggota keluarga, kerabat, dan masyarakat adat setempat. Gotong royong dan kebersamaan sangat terasa dalam setiap tahapan upacara. Biaya yang dikeluarkan untuk Upacara Suci Ngaben dapat bervariasi tergantung pada status sosial dan kemampuan ekonomi keluarga, namun semangat untuk melaksanakan Upacara Suci ini dengan sebaik-baiknya selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali sebagai bagian tak terpisahkan dari tradisi dan kepercayaan mereka.